Sabtu, 08 Februari 2020

Review Jurnal Hubungan Adversity Quotient dan Teman Sebaya terhadap Penyesuaian Diri Mahasiswa Perantauan di Fakultas Teknik UNS

I0119125 Nada Rahmatika Egita Putri Penulis Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik

a.   Latar Belakang
Menuntut ilmu merupakan hal yang sangat penting dalam hidup. Terlebih untuk generasi muda jaman sekarang yang sudah mulai terbuka pikirannya dan menganggap bahwa pendidikan merupakan hal yang penting. Banyak generasi muda yang tidak segan untuk keluar dari rumah dan  belajar di tempat yang jauh dari tempat tinggalnya. Seseorang yang memutuskan untuk belajar di jenjang pendidikan tinggi di luar daerah asalnya dengan jangka waktu tertentu disebut mahasiswa perantuan. Banyak generasi muda yang rela merantau untuk menuntut ilmu, demi mendapatkan kehidupan yang lebih baik di kemudian hari.
Salah satu perguruan tinggi yang menjadi incaran mahasiswa rantau adalah Universitas Sebelas Maret. Universitas Sebelas Maret (http://uns.ac.id) merupakan salah satu perguruan tinggi favorit di pulau jawa yang berlokasi di Kota Surakarta. Kota Surakarta sendiri merupakan kota yang masih kental akan budayanya. Maka dari itu, hal tersebut akan menjadi tantangan tersendiri bagi mahasiswa perantuan. Menurut beberapa penelitian, tantangan terbesar mahasiswa perantauan adalah ketika mengalami stress yang diakibatkan oleh tidak familiarnya dengan gaya dan norma sosial yang baru, perubahan pada sistem dukungan, dan masalah intrapersonal dan interpersonal yang disebabkan oleh proses penyesuaian diri. Salah satu faktor yang dapat mengurangi stress yang dapat dialami mahasiswa rantau adalah dengan adanya teman sebaya. Lewat adanya teman sebaya, intensitas ketergantungan mahasiswa terhadap orang tuanya akan berkurang dan mulai menyesuaikan diri dengan bantuan dari orang-orang sekitarnya. Dukungan sosial dapat membantu mahasiswa mengatasi stress di lingkungan perkulihahan. Selain itu, adanya dukungan teman sebaya juga dapat membantu mahasiswa rantau untuk lebih mudah menyelesaikan kesulitan yang dihadapi dan menyesuaikan diri.

b.     Tujuan penelitian
Peneliti melakukan penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan antara adversity quotient dan dukungan teman sebaya dengan penyesuaian diri mahasiswa perantauan tahun pertama di Fakultas Teknik  (http://ft.uns.ac.id) Universitas Sebelas Maret Surakarta.

c.     Pembahasan
Jurnal yang berjudul “Hubungan antara Adversity Quotient dan Dukungan Sosial TemanSebaya dengan Penyesuaian Diri Mahasiswa Perantauan Tahun Pertama FakultasTeknik Universitas Sebelas Maret Surakarta” dibuat oleh Andrina Nuralisa, mahasiswa program studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. (http://psikologi.uns.ac.id) Jurnal ini dapat ditemukan di laman jurnal wacana (https://jurnalwacana.psikologi.fk.uns.ac.id) atau dapat juga ditemukan di laman jurnal UNS (http://jurnal.uns.ac.id) Penelitian menggunakan metode skala dengan menggunakan skala likert. Peneliti juga menggunakan tiga skala likert, yakni skala penyesuaian diri, skala adversity quotient, dan skala dukungan sosial teman sebaya.
Dari ketiga variabel yang ada, didapatkan hasil bahwa terdapat signifikansi hubungan antar ketiganya. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa ada dukungan sosisal dari teman sebaya berpengaruh secara signifikan terhadap penyesuaian mahasiswa perantauan di tahun pertama. Hasil penelitiannya sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Stoltz (2000), dimana ia mengatakan bahwa dibutuhkan daya juang yang tinggi untuk mencapai kesuksesan. Mahasiswa perantauan memiliki daya juang yang tinggi untuk melakukan penyesuaian diri di tahun pertamanya, dengan berusaha untuk dapat bertahan di lingkungan sosial yang baru dikenalnya. Hubungan antara dukungan sosial teman sebaya dengan penyesuaian diri juga terbukti, dimana hubungan yang baik dengan teman sebaya merupakan hal yang penting bagi penyesuaian diri, individu dalam hal ini kan merasa nyaman karena berada di tengah-tengah teman-teman sebayanya. Hal tersebut kemudian akan berpengaruh pada tingkat prestasi belajar mahasiswa di kampus. Mahasiswa yang memiliki adversity quotient tinggi akan memiliki rasa pengendalian diri, rasa tanggung jawab yang tinggi, dan mampu menyelesaikan apa yang menjadi masalahnya sendiri.

d.     Kesimpulan
Dari hasil yang ada, secara umum responden yang merupakan mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret memiliki tingkat penyesuaian diri yang tinggi. Individu-individu yang merupakan mahasiswa rantau dapat dengan baik menyesuaikan diri dan mampu menangani stress ataupun masalah hidupnya dengan baik. Responden juga memiliki adversity quotient pada level yang tinggi, yang artinya banyak mahasiswa yang mencapai kecerdasan emosional yang tinggi. Kemudian yang terakhir, pada skala dukungan teman sebaya juga mencapai tingkat tinggi yang artinya keberadaan teman sebaya sangat penting dan berpengaruh untuk mahasiswa rantau beradaptasi di lingkungan yang baru.